Dari Cangkir Kopi Hingga Ribuan Klik: Petualangan Ilmiah di Dunia Digital Marketing
Table of Content
Dari Cangkir Kopi Hingga Ribuan Klik: Petualangan Ilmiah di Dunia Digital Marketing
Mentari pagi menyinari meja kerja sederhana di sudut kamar kos. Cangkir kopi masih mengepul, aroma robusta yang pekat menemani Arga, seorang mahasiswa semester akhir jurusan Manajemen Informasi. Di layar laptopnya, deretan angka dan grafik berkedip-kedip, sebuah simfoni data yang menjadi objek penelitian skripsi Arga: "Pengaruh Strategi Content Marketing Berbasis Storytelling Terhadap Engagement Pengguna di Platform Instagram."
Arga menghela napas. Skripsi, momok bagi setiap mahasiswa, kini menjelma menjadi tantangan sekaligus petualangan. Ia bukanlah tipe mahasiswa yang hanya mengandalkan teori-teori buku. Arga haus akan pengalaman praktis, ingin merasakan sendiri denyut nadi dunia digital marketing yang begitu dinamis. Oleh karena itu, ia memilih topik skripsi yang menuntutnya terjun langsung ke lapangan, bukan sekadar mengutip jurnal dan buku teks.
Ide penelitiannya bermula dari sebuah pengamatan sederhana. Arga menyadari betapa banyak bisnis kecil dan menengah (UKM) yang masih kesulitan memanfaatkan potensi Instagram untuk pemasaran. Mereka seringkali hanya mengunggah foto produk tanpa strategi yang terarah, hasilnya? Engagement rendah, penjualan lesu. Arga melihat celah di situ, sebuah kesempatan untuk membuktikan kekuatan storytelling dalam strategi content marketing Instagram.
Pertama-tama, Arga harus merumuskan hipotesisnya. Ia berteori bahwa penggunaan storytelling dalam content marketing Instagram akan meningkatkan engagement pengguna, diukur melalui jumlah likes, komentar, dan shares. Tentu saja, ia harus mendefinisikan dengan jelas apa yang dimaksud dengan storytelling dalam konteks ini, bukan sekadar narasi biasa, melainkan narasi yang mampu membangun koneksi emosional dengan audiens. Ia membagi storytelling menjadi beberapa tipe, mulai dari brand story (cerita tentang perjalanan brand), customer story (cerita dari sudut pandang pelanggan), hingga user-generated content (konten yang dibuat oleh pengguna).
Tahap selanjutnya adalah menentukan metode penelitian. Arga memilih metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Ia memilih dua akun Instagram UKM yang menjual produk serupa, misalnya kerajinan tangan. Satu akun akan menjadi kelompok kontrol, yang menggunakan strategi content marketing konvensional (hanya mengunggah foto produk dan spesifikasi). Akun lainnya, kelompok eksperimen, akan menggunakan strategi content marketing berbasis storytelling, dengan narasi yang menarik di balik setiap produk.
Mencari dua akun UKM yang bersedia berpartisipasi bukanlah hal yang mudah. Arga harus meyakinkan pemilik akun bahwa penelitiannya akan memberikan manfaat, baik dari segi peningkatan engagement maupun pemahaman strategi digital marketing yang lebih baik. Setelah beberapa kali penolakan, akhirnya ia menemukan dua pemilik UKM yang antusias dan bersedia bekerja sama.
Selama dua bulan, Arga bekerja keras. Ia membantu kedua akun UKM tersebut dalam membuat konten. Untuk kelompok kontrol, ia fokus pada pembuatan konten produk yang informatif namun kurang personal. Sedangkan untuk kelompok eksperimen, ia menciptakan konten yang lebih kaya emosi, menceritakan kisah di balik pembuatan produk, kisah para pengrajin, bahkan kisah para pelanggan yang puas. Ia menggunakan berbagai teknik storytelling, seperti membangun karakter, konflik, dan resolusi, agar konten lebih menarik dan berkesan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cermat. Arga mencatat jumlah likes, komentar, dan shares setiap unggahan pada kedua akun tersebut. Ia juga melakukan observasi dan wawancara dengan pemilik akun untuk mendapatkan perspektif yang lebih dalam. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program statistik untuk menguji hipotesisnya.
Hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan. Akun Instagram yang menggunakan strategi content marketing berbasis storytelling mengalami peningkatan engagement yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan akun kontrol. Jumlah likes, komentar, dan shares meningkat secara drastis. Hal ini membuktikan bahwa storytelling mampu membangun koneksi emosional dengan audiens dan meningkatkan interaksi mereka dengan akun Instagram tersebut.
Namun, perjalanan Arga tidak berhenti sampai di situ. Ia masih harus menganalisis data lebih lanjut, mengkaji implikasi hasil penelitiannya, dan menyusun kesimpulan yang komprehensif. Ia juga harus menulis skripsi dengan tata bahasa yang baik dan sistematika yang jelas. Proses penulisan skripsi menjadi tantangan tersendiri, membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan keuletan.
Setelah berbulan-bulan bergelut dengan data, angka, dan kata-kata, akhirnya Arga menyelesaikan skripsinya. Ia merasa puas dan bangga, bukan hanya karena berhasil menyelesaikan studi, tetapi juga karena telah melakukan penelitian yang bermanfaat dan relevan. Penelitiannya tidak hanya sekadar memenuhi syarat akademik, tetapi juga memberikan kontribusi praktis bagi dunia digital marketing, khususnya bagi UKM yang ingin meningkatkan kehadiran online mereka.
Kisah Arga menunjukkan bahwa karya ilmiah tidak harus membosankan dan terkurung dalam ruang kuliah. Dengan memilih topik yang relevan dan menerapkan metode penelitian yang tepat, karya ilmiah dapat menjadi petualangan yang menarik dan bermakna. Penelitian Arga, yang bermula dari secangkir kopi pagi dan sebuah ide sederhana, berkembang menjadi sebuah kontribusi nyata bagi dunia digital marketing. Ia membuktikan bahwa storytelling, jika diterapkan dengan strategi yang tepat, mampu mengubah angka-angka di layar menjadi kisah sukses bagi para pelaku bisnis. Dan, lebih dari itu, ia membuktikan bahwa penelitian ilmiah dapat menjadi alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia akademik dengan dunia nyata, sebuah jembatan yang menghubungkan teori dengan praktik, cangkir kopi dengan ribuan klik. Kisah sukses ini pun menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian yang tidak hanya akademis, tetapi juga solutif dan berdampak. Arga, si mahasiswa dengan cangkir kopi dan laptopnya, telah membuktikannya.