Misteri Fortuner: Mengapa SUV Tangguh Ini Absen di Negeri Sakura?
Table of Content
Misteri Fortuner: Mengapa SUV Tangguh Ini Absen di Negeri Sakura?

Toyota Fortuner, SUV tangguh yang mendominasi pasar otomotif di banyak negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika, justru absen di pasar domestik Toyota, Jepang. Keberadaan Fortuner yang begitu dominan di pasar global ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa sebuah SUV andalan Toyota yang terbukti sukses di berbagai belahan dunia justru tidak dijual di Jepang? Jawabannya ternyata lebih kompleks daripada sekadar preferensi pasar. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai faktor yang berkontribusi terhadap absennya Fortuner di negeri matahari terbit.
1. Pasar Domestik Jepang yang Unik dan Persaingan yang Ketat:
Jepang memiliki pasar otomotif yang sangat unik dan kompetitif. Konsumen Jepang dikenal sangat selektif dan memiliki preferensi yang berbeda dibandingkan dengan konsumen di negara-negara lain. Mereka cenderung lebih menyukai kendaraan dengan efisiensi bahan bakar tinggi, ukuran yang kompak, dan teknologi canggih. Fortuner, dengan desainnya yang cenderung bongsor dan konsumsi bahan bakar yang relatif lebih tinggi, kurang sesuai dengan preferensi tersebut.
Di Jepang, kendaraan jenis kei car (mobil mini) dan compact car sangat populer. Kendaraan-kendaraan ini menawarkan kemudahan manuver di jalanan perkotaan yang padat dan efisiensi bahan bakar yang tinggi, yang sangat penting di negara dengan harga bahan bakar yang relatif mahal. Fortuner, dengan ukurannya yang besar, akan kesulitan bersaing di segmen ini. Selain itu, persaingan di segmen SUV di Jepang sangat ketat, dengan berbagai model SUV Jepang dan global lainnya yang sudah memiliki pangsa pasar yang mapan. Untuk masuk dan bersaing di pasar yang sudah jenuh ini, Toyota perlu strategi yang sangat matang dan investasi yang besar, yang mungkin tidak sebanding dengan potensi keuntungan yang didapat.
2. Strategi Pemasaran dan Segmentasi Pasar Toyota di Jepang:
Toyota memiliki strategi pemasaran yang sangat terfokus di pasar domestik Jepang. Mereka menawarkan berbagai model kendaraan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi konsumen Jepang. Hal ini mencakup berbagai model kei car, compact car, sedan, dan SUV kompak yang lebih sesuai dengan kondisi geografis dan gaya hidup masyarakat Jepang. Fortuner, dengan karakteristiknya yang lebih cocok untuk medan off-road dan kebutuhan ruang yang luas, tidak masuk dalam strategi segmentasi pasar Toyota di Jepang.
Toyota lebih memilih untuk fokus pada model-model SUV yang lebih kecil dan efisien bahan bakar, seperti RAV4 dan Harrier, yang lebih sesuai dengan preferensi pasar domestik. Model-model ini memiliki desain yang lebih modern, teknologi yang lebih canggih, dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, sehingga lebih menarik bagi konsumen Jepang. Dengan kata lain, Toyota telah mengidentifikasi celah pasar yang berbeda dan memilih untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan model-model yang lebih sesuai.
3. Regulasi dan Pajak Kendaraan di Jepang:
Regulasi dan pajak kendaraan di Jepang juga memainkan peran penting dalam keputusan Toyota untuk tidak memasarkan Fortuner di Jepang. Kendaraan dengan ukuran besar seperti Fortuner dikenakan pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan yang lebih kecil. Hal ini akan meningkatkan harga jual Fortuner dan membuatnya kurang kompetitif dibandingkan dengan model-model SUV yang lebih kecil. Selain itu, regulasi terkait emisi gas buang juga semakin ketat di Jepang, dan Fortuner mungkin memerlukan modifikasi yang signifikan untuk memenuhi standar emisi tersebut, yang akan meningkatkan biaya produksi.
Pajak jalan dan biaya parkir juga lebih tinggi untuk kendaraan berukuran besar. Hal ini akan menambah beban biaya kepemilikan bagi konsumen Jepang yang memilih Fortuner, sehingga mengurangi daya tariknya di pasar. Kombinasi pajak yang tinggi dan regulasi yang ketat membuat penjualan Fortuner di Jepang menjadi kurang menguntungkan.

4. Preferensi Gaya Hidup dan Kebutuhan Konsumen Jepang:
Gaya hidup dan kebutuhan konsumen Jepang juga turut berpengaruh. Mayoritas penduduk Jepang tinggal di daerah perkotaan yang padat, sehingga kendaraan berukuran kompak lebih praktis dan mudah dikendarai. Kebutuhan akan kendaraan dengan kemampuan off-road yang tinggi juga relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Fortuner, dengan kemampuan off-road-nya yang mumpuni, menjadi kurang relevan bagi sebagian besar konsumen Jepang.
Meskipun terdapat minat terhadap aktivitas outdoor, konsumen Jepang cenderung memilih kendaraan yang lebih serbaguna dan efisien untuk aktivitas sehari-hari, daripada kendaraan yang khusus dirancang untuk off-road. Hal ini membuat Fortuner kurang menarik dibandingkan dengan SUV kompak yang lebih serbaguna dan efisien.
5. Efisiensi Biaya dan Strategi Global Toyota:
Toyota selalu mengedepankan efisiensi biaya dalam strategi bisnisnya. Memasarkan Fortuner di Jepang membutuhkan investasi yang signifikan dalam hal pemasaran, distribusi, dan layanan purna jual. Jika potensi keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan investasi yang dibutuhkan, maka Toyota akan cenderung untuk tidak memasarkan Fortuner di Jepang. Toyota lebih memilih untuk fokus pada model-model yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan strategi global mereka.
/photo/gridoto/2018/10/18/747484975.jpeg)
Toyota memiliki jaringan distribusi dan layanan purna jual yang luas di seluruh dunia. Mereka dapat mengoptimalkan produksi dan distribusi Fortuner untuk pasar-pasar yang memiliki permintaan tinggi, seperti Asia Tenggara dan Timur Tengah. Memasarkan Fortuner di Jepang akan membutuhkan penyesuaian dan investasi tambahan yang mungkin tidak seefisien jika dibandingkan dengan fokus pada pasar-pasar yang sudah ada.
Kesimpulan:
Absennya Toyota Fortuner di pasar Jepang bukanlah semata-mata karena kurangnya minat konsumen. Lebih dari itu, ini merupakan hasil dari pertimbangan yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor, mulai dari preferensi pasar dan persaingan yang ketat, strategi pemasaran dan segmentasi pasar Toyota, regulasi dan pajak kendaraan, gaya hidup konsumen, hingga efisiensi biaya dan strategi global Toyota. Toyota telah membuat keputusan strategis untuk fokus pada model-model yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasar domestik Jepang, yang terbukti efektif dalam mempertahankan posisi dominan mereka di pasar otomotif Jepang. Meskipun Fortuner mungkin tidak cocok untuk pasar Jepang, keberhasilannya di pasar global membuktikan bahwa strategi segmentasi pasar yang tepat sangat penting bagi kesuksesan suatu produk otomotif.




