apakah mobil toyota kijang grand pakai kamrat
Table of Content
Toyota Kijang Grand: Menguak Misteri Penggunaan Kamrat pada Mesin 1.500 cc dan 2.000 cc
Toyota Kijang Grand, mobil legendaris Indonesia yang dikenal dengan ketangguhan dan daya tahannya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah otomotif Tanah Air. Kehadirannya yang panjang di jalanan Indonesia tak lepas dari berbagai varian mesin yang ditawarkan, termasuk mesin 1.500 cc dan 2.000 cc. Salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan pemilik dan penggemar Kijang Grand adalah mengenai penggunaan kamrat (dalam konteks ini merujuk pada mekanisme katup rocker arm) pada kedua tipe mesin tersebut. Artikel ini akan mengupas tuntas penggunaan kamrat pada mesin Kijang Grand 1.500 cc dan 2.000 cc, serta membahas implikasinya terhadap performa dan perawatan.
Memahami Sistem Katup dan Peran Kamrat (Rocker Arm)
Sebelum membahas spesifikasinya pada Kijang Grand, penting untuk memahami sistem katup pada mesin pembakaran dalam. Sistem katup bertanggung jawab untuk mengatur masuknya campuran udara-bahan bakar dan keluarnya gas buang dari ruang bakar. Katup sendiri digerakkan oleh mekanisme yang disebut camshaft (poros bubungan). Camshaft memiliki lobe (tonjolan) yang berputar dan menekan follower (penekan). Follower ini kemudian meneruskan gerakan tersebut ke katup, sehingga katup membuka dan menutup pada waktu yang tepat.
Di sinilah peran kamrat (rocker arm) menjadi krusial. Pada beberapa desain mesin, camshaft tidak langsung menekan katup, melainkan follower yang kemudian menggerakkan rocker arm. Rocker arm berfungsi sebagai pengungkit yang mengubah gerakan naik-turun follower menjadi gerakan naik-turun katup. Penggunaan kamrat ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Kijang Grand 1.500 cc: Sistem Katup OHV (Overhead Valve)
Mesin 1.500 cc pada Kijang Grand umumnya menggunakan sistem katup OHV (Overhead Valve). Pada sistem OHV, camshaft terletak di blok silinder, di bawah kepala silinder. Gerakan camshaft diteruskan ke katup melalui push rod (batang dorong) dan rocker arm (kamrat). Jadi, Kijang Grand 1.500 cc menggunakan kamrat dalam sistem katupnya.
Penggunaan kamrat pada mesin OHV memiliki beberapa implikasi:
- Desain sederhana dan lebih murah: Sistem OHV relatif lebih sederhana dan lebih murah untuk diproduksi dibandingkan sistem OHC (Overhead Camshaft).
- Perawatan lebih mudah: Komponen yang lebih sedikit dan akses yang lebih mudah membuat perawatan mesin OHV lebih mudah dan terjangkau.
- Putaran mesin lebih rendah: Mesin OHV umumnya memiliki putaran mesin maksimal yang lebih rendah dibandingkan mesin OHC. Hal ini karena desainnya yang lebih sederhana dan kurang efisien pada putaran tinggi.
- Efisiensi bahan bakar yang lebih rendah: Pada putaran tinggi, efisiensi bahan bakar mesin OHV cenderung lebih rendah dibandingkan mesin OHC.
Kijang Grand 2.000 cc: Sistem Katup OHC (Overhead Camshaft)
Berbeda dengan mesin 1.500 cc, mesin 2.000 cc pada Kijang Grand umumnya menggunakan sistem katup OHC (Overhead Camshaft). Pada sistem OHC, camshaft terletak di kepala silinder, di atas katup. Camshaft langsung menggerakkan katup melalui follower, tanpa memerlukan kamrat (rocker arm).
Penggunaan sistem OHC pada mesin 2.000 cc Kijang Grand memberikan beberapa keuntungan:
- Putaran mesin lebih tinggi: Sistem OHC memungkinkan mesin untuk berputar pada putaran yang lebih tinggi dan menghasilkan tenaga yang lebih besar.
- Efisiensi bahan bakar yang lebih baik: Pada putaran tinggi, mesin OHC lebih efisien dalam membakar bahan bakar.
- Performa lebih baik: Dengan putaran mesin yang lebih tinggi dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, mesin OHC memberikan performa yang lebih baik.
- Desain yang lebih kompleks dan mahal: Sistem OHC lebih kompleks dan membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi.
Perbandingan dan Kesimpulan
Tabel berikut merangkum perbedaan penggunaan kamrat pada mesin 1.500 cc dan 2.000 cc Kijang Grand:
Fitur | Kijang Grand 1.500 cc (OHV) | Kijang Grand 2.000 cc (OHV) |
---|---|---|
Sistem Katup | OHV | OHC |
Penggunaan Kamrat | Ya | Tidak |
Putaran Mesin | Lebih rendah | Lebih tinggi |
Efisiensi Bahan Bakar | Lebih rendah | Lebih tinggi |
Biaya Perawatan | Lebih murah | Lebih mahal |
Kompleksitas Desain | Sederhana | Kompleks |
Meskipun keduanya adalah mesin yang tangguh dan handal, pilihan penggunaan sistem katup OHV dengan kamrat pada mesin 1.500 cc dan OHC tanpa kamrat pada mesin 2.000 cc mencerminkan strategi Toyota dalam menawarkan pilihan mesin yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran konsumen. Mesin 1.500 cc yang lebih sederhana dan terjangkau cocok untuk pengguna yang mengutamakan keiritan dan kemudahan perawatan, sementara mesin 2.000 cc yang lebih bertenaga dan efisien cocok untuk pengguna yang menginginkan performa yang lebih baik.
Perlu diingat bahwa informasi di atas merupakan gambaran umum. Spesifikasi mesin dapat bervariasi tergantung pada tahun produksi dan varian Kijang Grand. Untuk informasi yang lebih spesifik, sebaiknya merujuk pada buku manual kendaraan masing-masing. Pemahaman yang baik tentang sistem katup dan penggunaan kamrat pada mesin Kijang Grand akan membantu pemilik dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan yang tepat, sehingga dapat menikmati performa dan daya tahan mobil legendaris ini untuk waktu yang lama.