Digital Marketing Buzzwords 2018: Memahami Istilah-Istilah yang Mengubah Lanskap Pemasaran
Table of Content
Digital Marketing Buzzwords 2018: Memahami Istilah-Istilah yang Mengubah Lanskap Pemasaran

Tahun 2018 menandai era baru dalam dunia digital marketing. Lanskap pemasaran online terus berevolusi dengan kecepatan yang luar biasa, melahirkan istilah-istilah baru yang seringkali membingungkan bagi para pemasar yang belum terbiasa. Artikel ini akan mengulas beberapa buzzwords penting di tahun 2018, menjelaskan artinya, konteks penggunaannya, dan implikasinya bagi strategi pemasaran Anda. Memahami istilah-istilah ini krusial untuk tetap kompetitif dan relevan di pasar yang dinamis.
1. Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML): AI dan ML bukanlah hal baru, tetapi pada tahun 2018, penerapannya dalam digital marketing semakin meluas dan signifikan. AI merujuk pada kemampuan mesin untuk meniru kecerdasan manusia, sementara ML merupakan subset dari AI yang fokus pada kemampuan mesin untuk belajar dari data tanpa diprogram secara eksplisit. Dalam konteks pemasaran, AI dan ML digunakan untuk:
- Personalisasi: Menganalisis data pelanggan untuk memberikan pengalaman yang lebih personal, seperti rekomendasi produk yang relevan dan penargetan iklan yang tepat sasaran.
- Otomatisasi: Memudahkan tugas-tugas pemasaran yang berulang, seperti pengiriman email, manajemen media sosial, dan analisis data.
- Prediksi: Memprediksi perilaku pelanggan, tren pasar, dan kinerja kampanye pemasaran.
- Chatbots: Memberikan layanan pelanggan yang otomatis dan efisien melalui percakapan berbasis teks atau suara.
Implikasi: Penggunaan AI dan ML memungkinkan pemasar untuk meningkatkan efisiensi, personalisasi, dan efektivitas kampanye mereka. Namun, penting untuk memahami batasan teknologi ini dan memastikan data yang digunakan akurat dan representatif.
2. Programmatic Advertising: Programmatic advertising adalah pembelian dan penjualan ruang iklan secara otomatis melalui platform digital. Algoritma canggih digunakan untuk menargetkan audiens yang tepat berdasarkan data demografis, perilaku online, dan minat. Keunggulan programmatic advertising antara lain:

- Efisiensi: Otomatisasi proses pembelian iklan menghemat waktu dan sumber daya.
- Penargetan yang tepat: Menjangkau audiens yang paling relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
- Pengukuran yang akurat: Memungkinkan pengukuran yang detail dan real-time terhadap kinerja kampanye.

Implikasi: Programmatic advertising memungkinkan pemasar untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan anggaran yang lebih efisien. Namun, penting untuk memahami kompleksitas teknologi ini dan memastikan transparansi dalam proses pembelian iklan.
3. Influencer Marketing: Influencer marketing melibatkan kerja sama dengan individu berpengaruh di media sosial untuk mempromosikan produk atau layanan. Influencer memiliki pengikut yang loyal dan terlibat, sehingga dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesadaran merek dan penjualan. Kunci keberhasilan influencer marketing adalah:
- Memilih influencer yang tepat: Memilih influencer yang sesuai dengan target audiens dan merek.
- Membangun hubungan yang autentik: Membangun hubungan yang tulus dan berkelanjutan dengan influencer.
- Mengukur ROI: Mengukur dampak kampanye influencer marketing terhadap penjualan dan kesadaran merek.

Implikasi: Influencer marketing dapat menjadi strategi yang efektif untuk mencapai target audiens yang spesifik dan membangun kepercayaan merek. Namun, penting untuk memilih influencer yang tepat dan mengukur ROI kampanye secara hati-hati.
4. Omnichannel Marketing: Omnichannel marketing adalah pendekatan pemasaran yang terintegrasi yang bertujuan untuk memberikan pengalaman pelanggan yang konsisten dan seamless di seluruh saluran. Ini mencakup semua titik kontak pelanggan, termasuk website, media sosial, email, aplikasi mobile, dan toko fisik. Tujuannya adalah untuk:
- Meningkatkan kepuasan pelanggan: Memberikan pengalaman pelanggan yang konsisten dan mudah diakses.
- Meningkatkan loyalitas pelanggan: Membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan pelanggan.
- Meningkatkan penjualan: Memudahkan pelanggan untuk membeli produk atau layanan di saluran mana pun.
Implikasi: Omnichannel marketing membutuhkan perencanaan dan implementasi yang matang. Penting untuk memastikan integrasi yang seamless antara semua saluran dan konsistensi dalam pesan merek.
5. Data-Driven Marketing: Data-driven marketing adalah pendekatan pemasaran yang berfokus pada penggunaan data untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti website analytics, media sosial, dan CRM, kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi tren, pola, dan wawasan yang berharga. Data-driven marketing memungkinkan pemasar untuk:
- Memahami pelanggan lebih baik: Menganalisis data pelanggan untuk memahami kebutuhan, preferensi, dan perilaku mereka.
- Mendesain kampanye yang lebih efektif: Menggunakan data untuk mengoptimalkan kampanye pemasaran dan meningkatkan ROI.
- Mengukur kinerja kampanye secara akurat: Menggunakan data untuk mengukur dampak kampanye pemasaran terhadap penjualan dan kesadaran merek.
Implikasi: Data-driven marketing membutuhkan kemampuan analisis data yang kuat dan infrastruktur yang tepat untuk mengumpulkan dan memproses data.
6. Content Marketing: Content marketing tetap menjadi strategi penting di tahun 2018. Namun, fokusnya bergeser menuju konten yang lebih berkualitas, relevan, dan personal. Content marketing yang efektif melibatkan:
- Riset kata kunci: Mengidentifikasi kata kunci yang relevan dengan target audiens dan bisnis.
- Pembuatan konten berkualitas: Membuat konten yang informatif, menghibur, dan menarik bagi target audiens.
- Distribusi konten: Mendistribusikan konten melalui berbagai saluran, seperti website, blog, media sosial, dan email.
Implikasi: Content marketing membutuhkan komitmen jangka panjang dan konsistensi dalam pembuatan dan distribusi konten.
7. Video Marketing: Video marketing semakin populer di tahun 2018, dengan platform seperti YouTube dan Instagram menjadi saluran utama untuk mendistribusikan video. Video dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk:
- Meningkatkan kesadaran merek: Membuat video yang menarik dan informatif untuk meningkatkan kesadaran merek.
- Menjelaskan produk atau layanan: Membuat video tutorial atau demo produk untuk menjelaskan cara kerja produk atau layanan.
- Membangun hubungan dengan pelanggan: Membuat video behind-the-scenes atau video testimonial untuk membangun hubungan dengan pelanggan.
Implikasi: Video marketing membutuhkan investasi dalam peralatan dan keahlian pembuatan video.
8. Voice Search Optimization (VSO): Dengan semakin populernya perangkat pintar dan asisten virtual, optimasi pencarian suara (VSO) menjadi semakin penting. VSO melibatkan optimasi konten website dan strategi SEO untuk menjawab pertanyaan yang diajukan melalui pencarian suara. Ini membutuhkan:
- Memahami pertanyaan pengguna: Mengidentifikasi pertanyaan yang sering diajukan oleh pengguna melalui pencarian suara.
- Mengoptimalkan konten untuk pertanyaan berbasis konteks: Membuat konten yang menjawab pertanyaan secara lengkap dan kontekstual.
- Menggunakan kata kunci percakapan: Menggunakan kata kunci yang alami dan percakapan dalam konten.
Kesimpulan:
Buzzwords dalam digital marketing terus berkembang, mencerminkan dinamika dan inovasi yang terus terjadi di industri ini. Memahami dan menerapkan istilah-istilah ini secara efektif akan membantu pemasar untuk tetap relevan, kompetitif, dan mencapai tujuan pemasaran mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi dan tren ini harus diintegrasikan secara strategis ke dalam strategi pemasaran yang lebih luas, yang berfokus pada pemahaman mendalam tentang target audiens dan tujuan bisnis. Tidak cukup hanya mengadopsi buzzwords; yang terpenting adalah menerapkannya dengan cerdas dan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan.



